Adsence

Kamis, 01 Juli 2010

Solusi Polusi Udara

Ventilator saat ini sudah populer dalam masyarakat kota besar. Cukup sekali melihat bentuknya dan mendengar namanya disebut seseorang, maka sampai kapan pun terus teringat. Mengapa demikian. Salah satunya lantaran bentuknya yang lucu. Alat yang lahir di Medan tahun 1980-an hasil kreatifitas Kusnadi ini, sekilas pandang bentuknya bak bola bersirip yang disangga sebuah leher kekar bak leher mantan juara dunia tinju kelas berat Mike Tyson.

Namun, yang membuat seseorang selalu ingat dan terkesan, adalah efektifitas dan efisiensinya. Bagaimana tidak. Dengan fungsinya yang cukup vital terhadap kenyamaan seseorang dalam beraktifitas di dalam ruangan, ternyata alat berbadan alumunium ini mampu beroperasi 24 jam tanpa energi listrik. Turbin bersiripnya dapat bekerja secara alamiah. Terjadinya efek induksi akibat dorongan angin selemah apa pun pada salah satu sisi ventilator akan menyebabkan berputarnya turbin. Perputaran ini membuat udara dalam ruangan yang bertekanan lebih tinggi tersedot keluar. Saat berlangsungnya prosesi efek thermal akibat berlangsungnya dorongan naik terhadap udara panas yang ringan oleh udara sejuk yang berat, juga membuat turbin ventilator berputar otomatis.

Keunggulan ventilator otomatis dibanding exhaust atau roof fan itu pada awal tahun 1990-an dikembangkan PT. LUCKINDO WIDYACITRA di Indonesia. Namun, bentuk dan bahan dasar yang digunakan diubah sebagaimana inovasi yang mereka lakukan. Kreatifitas itu pada tahun 1992 mendapat pengakuan dari Departemen Kehakiman RI berupa Hak Paten Teknologi Ventilator dengan nomor Paten ID 0 000 041S dan 0 000 042S.

Ironisnya kerja keras perusahaan yang berkantor di Perak Timur, Surabaya, ini, membuka lapangan bisnis baru tersebut, menjadi inspirasi banyak pelaku bisnis. Tak hanya lapangan bisnis alat sirkulasi udara non-energi listrik saja yang diramaikan, tapi bentuk dan bahan dasar ventilator otomatis hasil inovasi Luckindo Widyacitra ini juga ditiru persis, sehingga pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) pun terjadi hingga saat ini.

Kendati demikian, perusahaan yang dipimpin Hasman Win ini tak gentar dengan perilaku para produsen lain yang meniru ventilator otomatis hasil kreatifitas perusahaannya. "Saya tidak khawatir terhadap kenakalan para pesaing dalam meniru bentuk dan bahan dasar ventilator produk Luckindo. Sebab calon konsumen pasti tahu produk mana yang layak mereka beli, karena kualitasnya telah teruji dan diakui pasar," kata Hasman di ruang kerjanya.

Sedangkan strategi yang diterapkan Luckindo menghadapi kenakalan para produsen pesaing, adalah melakukan berbagai inovasi baru.  Di luar dugaan, inovasi atas bahan dasar dengan memanfaatkan lembaran stainless steel dan aluminium kwalitas nomor 1, ternyata pada tahun 2004 menghasilkan pengakuan dari perusahaan sertifikasi TUV NORD dari Jerman. Produsen ventilator TOYOFUKU ini menerima penghargaan EN ISO 9001:2000 atas kualtas sistem manajemen yang dimiliki. Pasalnya inovasi atas bahan dasar tersebut memperpanjang usia pemanfaatan ventilator, yang dibuktikan dengan keberanian memberikan garansi ketangguhan sampai 10 tahun.

Sedangkan ventilator berbahan dasar stainless steel yang memiliki anti karat tinggi lantaran kandungan unsur kromium dan nikel yang tinggi itu adalah tipe ROUND V-30, V-35, dan V-40. Juga, tipe AERO V- 40, V45, V60, V-75, V-90, V-105, dan V-120. Ada pun Keunggulan ventilator stainless steel adalah keleluasan untuk diaplikasi di segala medan. Misanya, layak digunakan pada kapal laut yang sepanjang waktu berada pada tempat dengan kandungan udara berkadar garam tinggi. Juga, tangguh saat difungsikan untuk memventilasi udara pada pabrik dan rumah toko yang berada di tempat dengan kandungan CO2 tinggi hasil industri ataupun yang ditimbulkan asap kenalpot kendaraan.
Masalah sirkulasi udara bagi setiap pabrik merupakan sektor vital yang harus segera ditangani. Perencanaannya harus sudah disiapkan sejak awal sebuah bangunan pabrik di desain, dan wajib diaplikasikan saat proses pembangunan. Pasalnya masalah sirkulasi udara sangat berkaitan dan menentukan faktor kesehatan lingkungan sebuah pabrik.

Kondisi riskan itu pernah dialami dan merepotkan PT. ASAHIMAS FLAT GLASS (AFG) pada awal-awal berdirinya. Merogoh kocek dalam-dalam demi mendapatkan sarana sirkulasi udara yang dianggap cukup mumpuni, harus rela dilakukan untuk membeli puluhan exhaust dan roof fan. Ironisnya pilihan tersebut, ternyata tidak sepenuhnya benar. Hampir setiap tahun, sarana tersebut silh berganti rusak dan macet oleh uap udara hasil produksi yang mengandung kimia. Sehingga pabrik kaca yang beroperasi di daerah Trosobo, jalur Surabaya Krian Km. 18, itu setiap tahunnya perlu menyiapkan anggaran maintenance (perawatan) khusus sirkulasi udara yang cukup besar.
Pada pertengahan tahun 1995 sebuah kabar gembira berhembus. Beberapa ahli kimia milik pabrikan kaca itu tertarik pada sebuah berita tentang keberadaan ventilator Toyofuku, yang memiliki kemampuan sebagai sarana sirkulasi yang hemat energi. Ventilator dengan kepala berbentuk kubah masjid itu mampu beroperasi 24 jam secara alami. Memanfaatkan efek thermal dan efek induksi alam untuk memutar turbin bersiripnya, yang berfungsi untuk mengisap dan mengeluarkan udara dalam ruangan.

Setelah enam bulan lebih mempelajari ketangguhan dan manfaat ventilator Toyofuku, menurut Sugeng -Staf Perawatan AFG, pada awal tahun 1996 pergantian besar-besar terhadap exhaust dan roof fan yang ada mulai dilakukan. Sarana sirkulasi udara yang rusak atau dalam kondisi setengah rusak diganti ventilator Toyofuku tipe AERO V-120 yang berbahan dasar stainless steel. Jumlahnya mencapai 50 unit. "Banyak manfaat yang kami rasakan dari pergantian tersebut. Salahnya faktor efisiensi biaya listrik dan perawatan," kata Sugeng menambahkan.

Contact : Leo Chandra
Phone : (+62) 83895923666
email : leo_chandra88@yahoo.com